Senin, 21 Juli 2008

Rahasia Bangkitnya Orang Jepang Lho...

Ga lama ini kita baru ngerayain HKN / HarKitNas
Yang tahun ini memasuki peringatan yang ke-100.
Wah Indonesia 100 tahun gak bangkit2..gimana nih?

Bagaimana kalo kita sedikit melihat bagaimana Jepang bisa bangkit dari keterpurukan??
Seperti yang kita ketahui dari buku paket Sejarah, Jepang sempat kolaps dan hancur berantakan, luluh lantak gara2 benda bernama Little Boy & Fat Man (Kode buat 2 bom atom) yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 *sok tau banget*
Jepang butuh kurang dari 50 tahun untuk menjadi seperti sekarang...
Padahal, Jepang itu punya apa sih??
SDA??kalah ama Indonesia, Jepang tuh malah ngimpor Bahan Bakar dari Indonesia
bahkan katanya kalo Indonesia men-stop mengekspor ke Jepang, 30% Jepang akan gelap gulita
SDM??buktinya pada menang olimpiade mulu tuh *wah bener2 sok tau dah*
Tanya kenapa?? *minjem iklan*

Nah setelah membaca beberapa literatur dan browsing artikel di Internet, dapat kami simpulkan...
Ehm, rada berat tema kali ini.. ^^ mumpung timing-nya pas..
Beberapa "Rahasia" Bangkitnya Bangsa Jepang, yaitu :

1.Orientasi terhadap pendidikan. Pendidikan adalah fondasi awal yang menentukan.
Ketika kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom, pertanyaan yang pertama kali ditanyakan oleh Kaisar saat itu adalah
"Berapa jumlah guru yang masih hidup?" *Wah kalo di Indonesia, apa yang jadi pertanyaan pertama ya??*
Walaupun kurikulumnya bisa dikatakan berat, tapi keadaan sekolah terjamin, sarana dan prasarana memadai. Seorang guru tidak akan kehilangan jabatannya. Seorang guru di Jepang juga berdedikasi tinggi. Bagi orang Jepang, pendidikan bukanlah jagung atau padi yang tiap 6 bulan diganti metode penanamannya. Pendidikan 9 Tahun adalah wajib dan gratis (untuk sekolah negeri).
Bahkan sejak jaman Restorasi Meiji, pemerintah Jepang tidak segan untuk mengirimkan tenaga-tenaga ahli untuk menimba ilmu ke luar negeri, dan
menerapkannya kembali di Jepang, misal : ke Jerman untuk belajar ilmu teknik, ke Prancis untuk mempelajari kereta api -buktinya Shinkansen -kereta cepat/bullet train dengan kecepatan 300km/jam-

2.Adanya kaizen.
Kaizen adalah continuous improvement, peningkatan dalam keahlian. Mengambil yang baik, membuang yang buruk dan menciptakan yang baru (Inovasi) *cukup jelas kan?*

3.Kultur Bangsa Jepang.
Jepang tetap memegang budaya dan karakter masyarakatnya. Tekun, tegas, patriotik, dan toleran. Beberapa budaya dan karakter bangsa Jepang :

-Menghargai jasa orang lain. Mereka gampang sekali mengucapkan arigatou (terima kasih), tanpa melihat besarnya bantuan.

-Menghargai jerih payah orang lain, dengan adanya ucapan otsukaresamadeshita (terima kasih telah bersusah payah hari ini)

-Setiap orang harus berusaha, dengan adanya ucapan
ganbatte kudasai!! *kalo di Indonesia?*

-Semangat bushido, pantang menyerah, tahan banting, berdisiplin, menjunjung tinggi kode etik, taat peraturan (bukan untuk dilanggar) dan tata krama

-Sangat menghargai tradisi, dan kebudayaan asli mereka.

-Selalu belajar untuk ilmu pengetahuan.

-Budaya malu, Disiplin ala samurai, harga diri perorangan, jika mengalami kegagalan, bukan organisasi atau kelompok yang menanggung, tapi diri sendiri yang merasa malu. Jadi wajar kalo kita mendengar berita mundurnya seorang pejabat karena merasa gagal bertugas atau terkena kasus korupsi, malu karena mendapat nilai jelek.
Dampaknya dapat dilihat dengan banyaknya kasus bunuh diri di Jepang. *yang ini jangan ditiru, kita kan bukan bangsa samurai, tiru budaya malu-nya aja*

-Budaya hemat, terlihat bahwa rata-rata supermarket di Jepang tutup pada jam 8 malam, dan setengah jam sebelumnya akan lebih ramai karena adanya potongan separuh harga. Seorang ibu akan rela bersepeda ke pasar yang lebih jauh dan lebih murah 20/30 yen. Tidak memiliki mobil, bukan berarti tidak mampu, tapi lebih hemat menggunakan transportasi umum.

-Loyalitas, sangat jarang orang Jepang berpindah pekerjaan, mereka bertahan di 1 atau 2 perusahaan sampai pensiun.

-Budaya minta maaf, mereka tidak segan untuk meminta maaf duluan, tanpa melihat siapa yang salah. Pernah suatu saat ketika sedang bersepeda, hampir menabrak seorang pejalan kaki, tapi secara reflek malah dia yang meminta maaf duluan, karena merasa dia berjalan sambil menutup jalan sepeda.

-Budaya baca, yang menurut survey dalam setahun bisa terbit 1400 juta jilid buku, 2500 juta majalah bulanan dan 1700 juta majalah mingguan. Kebayang kan berapa banyak buku yang dibaca tiap tahun??Mereka gak pernah lupa membaca, di dalam kereta, sering terlihat orang Jepang menghabiskan waktunya dengan membaca koran, majalah dll. Bahkan sampai tertidur...

-Mandiri, dari kecil dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap barangnya sendiri, lebih mengandalkan Part Time untuk membayar sekolah dan kebutuhan sehari-hari.

-Fokus atas pekerjaan dan bidangnya.

4.Etos kerja
Orang Jepang lebih workaholic, merasa lebih dihargai bila diberikan tugas berat dan menantang (jam kerja sebanyak 2500 jam/tahun, lebih tinggi bila dibandingkan jam kerja di Amerika atau Eropa yang hanya 1900an jam). Pekerja yang pulang lebih awal dianggap sebagai pekerja yang malas, tidak penting dan tidak produktif. Sehingga muncullah fenomena Karoshi (mati karena bekerja keras)
Orang Jepang mempunyai anggapan bahwa :
*Bekerja adalah untuk kesenangan dan permainan. Sama seperti kalo kita kecanduan Game atau nonton dorama, kita pasti larut dan pengen melanjutkan terus menerus.
*Mendewakan langganan ada pepatah yang berbunyi : okyakusama wa kamisama desu, Pelanggan adalah Dewa. Lebih tinggi dari Pelanggan adalah Raja..hehehehe
*Bisnis adalah perang. nah, ada pepatah lagi : hara ga hette wa ikusa wa dekinu, Kalau lapar, tidak bisa bertempur. Makanya orang Jepang sulit berpuasa. Karena untuk bekerja harus makan dan mempersiapkan kondisi dengan lengkap supaya total dan bersemangat.

5. Beberapa faktor pendukung
Adanya strategi pemasaran yang mendukung sektor industri, kerjasama tim (orang yang tidak bisa bekerjasama dalam tim sulit diterima di Perusahaan Jepang, tidak ada klaim terhadap pekerjaan yg individualistik, -bahkan ada lelucon yang mengatakan 10 orang profesor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 profesor Jepang-), adanya kemauan (kalau sudah punya kemauan, nantinya akan belajar sendiri saat bekerja), dan lebih mementingkan proses daripada hasil akhir.

Jadi, bukannya kita tidak bangga jadi orang Indonesia. Walaupun lagi terpuruk dan bingung mau banggain apa...

Sedikit petuah dari yang udah tua :
1.Jangan cuma bisa dengerin lagu, nonton film, atau baca komik Jepang aja, tapi contohlah karakternya
2.Mulailah dari hal yang kecil dan sederhana, gak harus semuanya ditiru..
3.Mulailah dari diri sendiri, stop menuntut orang lain untuk berubah

Yah, Kita juga gak berkarakter Jepang kok, kita cuman sok tau dan sok Jepang ajah
buktinya sering gak FOKUS, hehehehehe...
Sekali-kali memberikan yang bermanfaat buat kawula muda, gak cuman asal nyerocos ajah
Kita juga bukannya mau menjelekkan bangsa Indonesia
Karena semua itu pasti ada kelebihan dan kekurangannya
Setiap bangsa diciptakan untuk saling melengkapi kan??
Lagipula di Jepang, juga banyak yang jelek2nya kok ^^

Tidak ada komentar: